Jejak Sejarah Benteng Oranje Nassau : Saksi Bisu Perang Banjar di Pengaron

Radigfaculture.online, Kalimantan Selatan - Benteng Belanda, yang dikenal dengan nama Benteng Oranje Nassau, terletak di Desa Benteng, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, sekitar 50 kilometer di utara Martapura. Benteng ini menyimpan kisah perjuangan yang heroik dan menjadi saksi bisu dari sejarah Perang Banjar. 

Jejak Sejarah Benteng Oranje Nassau : Saksi Bisu Perang Banjar di Pengaron - Foto Net

Benteng Oranje Nassau dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1849 sebagai bagian dari pertambangan batu bara pertama di Kalimantan Selatan. Benteng ini berada di tengah hutan dan pegunungan, sekitar 2 kilometer dari pemukiman penduduk. Struktur benteng yang kokoh terbuat dari beton dan batu, dengan lorong bawah tanah yang dipercaya tembus hingga Sungai Pengaron, melewati tiga desa: Benteng, Maniapun, dan Pengaron, dengan jarak sekitar 4-5 kilometer.

Perang Banjar, yang meletus pada 28 April 1859, menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Pangeran Antasari memimpin sekitar 300 laskar untuk menyerang benteng dan tambang batu bara Oranje Nassau yang dipertahankan oleh pasukan Belanda. Pertempuran sengit terjadi sejak pagi hingga pukul 14.00 siang, mengakibatkan banyak korban di kedua belah pihak.

Pengaron dikepung oleh laskar Pangeran Antasari, membuat komandan benteng, Beeckman, merasa khawatir karena persediaan makanan semakin menipis. Dalam kondisi terdesak, Beeckman mengirim kurir untuk meminta bantuan, namun kurir tersebut berhasil dibunuh oleh laskar Pangeran Antasari. Dua puluh laskar bersenjata parang berusaha menyelinap ke dalam benteng, namun usaha ini terdeteksi oleh pasukan Belanda dan mereka semua gugur.

Dalam situasi kritis ini, Pangeran Antasari mengirim surat kepada Beeckman untuk menyerah. Pemerintah Belanda menganggap Pangeran Antasari sebagai ancaman besar, bahkan menempatkan harga kepala sebesar 10.000 gulden untuk menangkapnya, hidup atau mati. Serangan terhadap benteng Oranje Nassau menjadi pemicu utama meletusnya Perang Banjar yang berlangsung lama dan penuh dengan pengorbanan dari rakyat Banjar.

Benteng ini akhirnya berhasil dihancurkan oleh pasukan Pangeran Antasari, yang juga menewaskan sejumlah perwira Belanda. Keberhasilan ini menunjukkan keberanian dan semangat juang yang tinggi dari Pangeran Antasari dan laskarnya. Perang Banjar, yang dimulai pada tahun 1859, berujung dengan runtuhnya Kerajaan Banjar pada tahun 1905, dan menjadi salah satu episode paling heroik dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Hingga saat ini, reruntuhan Benteng Oranje Nassau masih dapat ditemukan di Desa Benteng. Meskipun dinding-dindingnya sudah dipenuhi lumut dan sebagian besar bangunannya telah hancur, benteng ini tetap berdiri sebagai monumen sejarah yang mengingatkan kita pada perjuangan Pangeran Antasari melawan penjajah Belanda. Untuk mencapai lokasi ini dari Banjarmasin, dibutuhkan waktu sekitar 2,5 jam perjalanan. Meskipun akses jalannya sebagian besar mulus beraspal, memasuki wilayah Desa Benteng harus melalui jalan yang berbatu-batu.

Benteng Oranje Nassau tidak hanya menyimpan cerita tentang penambangan batu bara pertama di Kalimantan Selatan, tetapi juga kisah heroik dari Pangeran Antasari dan rakyat Banjar dalam mempertahankan tanah air mereka dari penjajah. 

Budaya Dunia Budaya Nusantara Kebudayaan & wisata
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar