Sejarah dan Transformasi Banjarmasin: Dari Kerajaan Banjar hingga Pusat Perdagangan Maritim

Radigfaculture.online, Banjarmasin - Asal-usul Kotamadya Banjarmasin erat kaitannya dengan sejarah berdirinya Kerajaan Banjar yang berada di pesisir pantai, yang merupakan kelanjutan dari kerajaan pedalaman dengan ciri kehidupan masyarakat yang hidrolik dan beragama Jawa-Hindu. Seiring waktu, masyarakat ini berkembang menjadi masyarakat maritim dengan agama Islam sebagai identitas utama, dan mengembangkan sistem sosial budaya baru yang disebut Banjar.

Sejarah dan Transformasi Banjarmasin - Foto Pemko Banjarmasin 

Dalam Hikayat Banjar, disebutkan bahwa nama "Banjar" merujuk pada sebuah desa di sekitar Cerucuk, yang kini dikenal dengan nama Kuin. Desa ini awalnya merupakan sebuah kampung orang Melayu, yang kemudian menjadi pusat perdagangan ketika Pangeran Samudera mendirikan kerajaan baru pada tahun 1526 setelah mengalahkan kerajaan pedalaman. Perkembangan perdagangan di Banjarmasin menyebabkan kota ini ramai dikunjungi oleh berbagai suku dan bangsa, dan kota ini mulai menghasilkan kapal-kapal besar untuk perdagangan antar pulau dan antar benua.

Pada awal abad ke-17, VOC mencoba menjalin hubungan dagang dengan Banjarmasin, tetapi mengalami kegagalan pada kontak pertama mereka yang mengakibatkan pembalasan dari Belanda pada tahun 1612, yang menghancurkan kota tersebut. Pada masa pemerintahan Sunan Batu Habang, Penambahan Batu Putih, dan Panambahan Batu Hirang, Banjarmasin menjadi pusat kekuasaan dan perdagangan yang penting.

Pada pertengahan abad ke-17, pemerintahan dipecah menjadi dua dengan Pangeran Ratu di Martapura dan Pangeran Surianata di Banjarmasin. Kota ini terus berkembang menjadi pusat migrasi dan akulturasi budaya, terutama dengan kedatangan suku-suku Melayu, Jawa, Bugis, dan Dayak.

Di abad ke-18, Belanda kembali menguasai Banjarmasin dan mendirikan Fort Tatas di pulau Tatas. Pada abad ke-19, wilayah kekuasaan Banjarmasin dipersempit dan akhirnya pada tahun 1869, kerajaan Banjar dihapus oleh Belanda dan menjadi bagian dari Hindia Belanda.

Pada masa kolonial Belanda, Banjarmasin berkembang menjadi ibu kota berbagai pemerintahan kolonial dan pusat perdagangan yang penting, dengan pelabuhan yang menghubungkan Banjarmasin dengan berbagai wilayah di Indonesia dan luar negeri.

Selama masa pendudukan Jepang, banyak bangunan dan infrastruktur penting di Banjarmasin dihancurkan, namun beberapa diperbaiki kembali oleh Jepang. Setelah kemerdekaan Indonesia, Banjarmasin terus berkembang dan pada 9 November 1945, terjadi pertempuran besar yang menandai perjuangan rakyat Banjarmasin melawan penjajah Belanda.

Budaya Dunia Budaya Nusantara Kebudayaan & wisata
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar