Tata Aturan Tari Magunatip: Mempersembahkan Kebudayaan Dayak Tahol dalam Gerakan dan Ritme

Aturan main dalam menggerakkan Tari Magunatip atau Lalatip menggambarkan kekayaan budaya dan tradisi masyarakat Dayak Tahol. Berikut beberapa aturan yang menjadi inti dari tarian ini:

1. Busana Adat Dayak: Penari mengenakan busana adat setempat, dengan warna khas seperti hitam, merah, atau kuning. Busana ini mencakup rompi dengan lengan pendek dan rok sebatas lutut.

2. Ikat Kepala dan Aksesoris: Ikat kepala dari daun pandan atau kain berhias bulu burung menjadi bagian penting dari penampilan penari. Mereka juga mengenakan aksesoris seperti gelang di kaki dan tangan, serta memiliki tato sebagai identitas budaya.

3. Kelompok Pertama: Gerakan Batang Kayu: Kelompok pertama memainkan batang kayu sesuai dengan irama musik, dengan gerakan seperti menghentak, menjepit, dan melepas. Mereka berpasangan, masing-masing memegang bilah kayu atau bambu, yang berjongkok berjajar dan saling berhadapan.

4. Kelompok Kedua: Gerakan Penari: Kelompok kedua terdiri dari penari, baik perempuan maupun laki-laki, yang melompat secara bergantian di antara jepitan kayu. Gerakan khas etnis Dayak Tahol ditampilkan dengan meliuk-liukkan tubuh dan tangan. Puncaknya, penari menari dengan mata tertutup menggunakan kain, sehingga merasakan setiap irama hentakan kayu.

5. Kelompok Ketiga: Para Pemusik: Kelompok ketiga terdiri dari para pemusik yang memainkan instrumen musik dengan semangat dan penuh irama bahagia, mengiringi gerakan dan ritme tarian Magunatip.

Tari Magunatip bukan hanya sekadar pertunjukan seni, tetapi juga merupakan ungkapan yang mendalam dari kekayaan budaya dan tradisi masyarakat Dayak Tahol. Dengan mempertahankan aturan main yang khas, tarian ini terus menginspirasi dan memperkaya warisan budaya Indonesia.