"Ketika Aku" : Puisi Karya H. Ahmad Fitriadi Fazriannoor, S.H., M.Hum.


H. Ahmad Fitriadi Fazriannoor, S.H., M.Hum.

 Ketika Aku

Karya : H. Ahmad Fitriadi Fazriannoor, S.H., M.Hum.

Ketika aku berdiri dipuncak Mamake

Aku tidak lagi melihat hamparan laut, pantai ngarai dan gunung gunung

Tapi aku melihat ibu kota negara 

yang menyeruak mega pijar


Bintang-bintang Merah Putih

Ketika aku berteduh di Pantai Gedambaan

Aku tidak lagi mendengar hembusan angin

Gemericik Daun Nyiur yang melambai

Hamparan pasir dan gelombang 3 yang memutih


Tapi...

Aku mendengar Gemuruh, Kepak Sayap Garuda 

Mempersatu Anak Bangsa


Ketika aku berlayar ke pusara Gusung Bangau

Aku tidak lagi merasa teriknya Matahari Tropis

Tapi aku merasa berada di tengah tengah kehangatan Negeri Khatulistiwa


Ketika aku bernafas di Hutan Meranti

Aku tidak lagi menghirup udara penuh oksigen 

Berbalut bilur-bilur embun pagi


Tapi...

Aku menghirup udara kemerdekaan berbalut kesejahteraan yang berkeadilan


Ketika aku meniti jembatan di Kampung Leut Rampa Berkah

Aku tidak lagi mendengar alunan Musik Panting Suku Bajau Sammah

yang menghalau ombak bersenjata tombak


Tapi...

Aku mendengar suara gemeretak anak bangsa membangun semangat berkeringat menyambut masa hadapan


Ketika aku berswafoto di bawah Todak Kembar Siring Laut

Aku tidak lagi melihat gemerlap lampu-lampu hias

Hingar bingar musik dan aneka kuliner yang menaikan selera


Tapi...Dadaku sesak

Mulutku berhenti bergumam, jiwa dan ragaku tersungkur

Memandang anugerah-mu

Atas sepenggal surga

Yang kau titipkan pada Negeri Halimunan ini

Negeri Saiya, Sakata, Samufakat, Saarah, Satujuan

Puisi Seni Sastra
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar